Suatu teori membaca mempunyai nilai dan fungsi sendiri dalam studi membaca dan pengajaranya, yaitu:
- Suatu teori membaca digunakan untuk membantu pihak-pihak yang bermaksud mempelajari masalah membaca dan pengajaranya.
- Suatu teori membaca digunakan para pembina pengajar membaca untuk membina dan melaksanakan tugas-tugas dalam membina siswa membaca.
- Suatu tepri membaca mutlak diperlukan bagi siapa yang ingin melakukan penelitian tentang masalah membaca.
Pendekatan yang diterapkan selama ini dalam studi membaca untuk menghasilkan suatu teori membaca ialah:
- Pendekatan konseptual, merupakan pendekatan yang berkaitan dengan konsep/teori membaca untuk dikaji.
- Pendekatan emperikal, merupakan pendekatan yang bertolak pada pengalaman secara penghayatan pada proses membaca.
- Pendekatan eksperimental, merupakan pendekatan yang dilakukan dengan suatu eksperimen tertentu yang dikelola sedemikian rupa.
Pendekatan Linguistik yang semula diterapkan oleh Good man untuk memerikan proses membaca kemudian direvisinya karena disadarinya banyak kelemahannya. Sebagai gantinya dipilihnya teori Transformasi Generatif penemuan Noam Chomsky sebagai acuan kerja untuk memberikan proses membaca dalam bentuk suatu model yang dikenal dengan Model Membaca Goodman. Model ini menekankan bahwa membaca ialah seperangkat proses “recording, deconding dan enconding” yang berkhir pada pemahaman atau komprehensif.
Faktor-faktor yang telah dibuktikan keberhasilan dalam membaca. Faktor–faktor telah dibuktikan berpengaruh lewat studi dan penelitian yang bersifat eksperimentatif, yaitu merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak didik sebagai pihak yang membaca dan yang belajar membaca (faktor dalam), dan faktor–faktor yang berasal dari luar diri anak didik dalam hubungannya denagn proses pembaca dan yang belajar membaca (faktor luar). Beberapa studi dan penelitian yang mengkaji kedua jenis faktor inilah yang disajikan dalam bagian – bagian uraian selanjutnya.
1. Faktor intelegensia
Intelegensia yang dikonsep sebagai kemampuan mental atau potensi belajar telah dibuktikan berpengaruh terhadap proses pemahaman dalam membaca hampir pada setiap jenjang pendidikan pengaruhnya dibuktikan dengan hasil-hasil penelitian yang menunjukkan bahwa hasil tes intelegensia memercayai korelasi positif yang cukup tinggi dengan hasil tes membaca komperhensif.
2. Faktor Sikap
Sikap sebagai kecenderungan jiwa yang prediktif sifanya dalam mereaks, sesuatu oleh sementara ahli bidang studi membaca telah dikaji pengaruhnya terhadap kemampuan membaca. Sikap positif terhadap bacaan da terhadap belajar membaca diperkirakan sam degnan motor yang mampu menggerakkan jenis-jenis keterampilan membaca bekerja secara lebih baik dan lebih akurat. Pengajran membaca diharapkan bukan saja mempertimbangkan faktor sikap, melainkan juga diharapkan membina sikap siswa dalam membaca.
3. Faktor Perbedaan Kelamin (Seks)
Perbedaan kelamin atau seks, yaitu antara laki-laki dan perempuan, juga telah diteliti secara eksperimental sebagai factor yang berpengaruh dalam belajar membaca. Tokoh yang meneliti : stroud bersama Lindquist (1942), pauley (1951), hughes (1953), Fabian (1955).
Hamper dalam penelitian yang dilakukan oleh para tokoh tersebut membuktikan bahwa factor perbedaan ada pengaruhnya terhadap proses belajar membaca dan pengaruh tersebut hanya bekerja pada siswa usia muda saja,pengaruhnya ialah:
- siswa putri lebih unggul dalam belajar membaca daripada siswa putra pada saat mereka kelas 1,2,3.
- Diatas kelas 3 kelas permulaan ini ternyata perbedaan kelamin tidak merupakan factor yang berpengaruh lagi.
4. Faktor Penguasaan Bahasa
Penguasaan bahasa sebagai factor yang berpengaruh dalam proses memahami bacaan telah banyak dibuktikan dengan studi dan penelitian yang menerapkan pendekatan konsep tua dan pendekatan emperikal. Salah satu tokoh yang terkemuka dalam penelitian yang terakhir ialah J.R Bormuth, dalam laporan penelitiannya pada tahun 1969-1970, bormuth menegaskan bahwa ada 3 faktor dalam penguasaan bahasa yang paling besar pengaruhnya dalam proses pemahaman bacaan. Ketiga factor tersebut ialah :
a) Faktor struktur kalimat
b) Faktor anaphora
c) Faktor kekomplekan kalimat yang menyangkut masalah transformasi kalimat.
5. Faktor Status-Ekonomi-Sosial (SES)
Kedudukan orang tua anak didik di tengah-tengah masyarakat, keadaan ekonomi rumah tangga, dan lingkungan hidup anak didik adalah faktor yang tergolong SES. Faktor ini telah dibuktikan lewat penelitian experimental yang berpengaruh terhadap kemampuan membaca peserta didik. Penelitian yang dilakukan Hill dan Giametto (1963), Carson dan Rabin (1960), dan Boykin (1955) menemukan bahwa seseorang yang memiliki kondisi SES-nya baik ternyata kemampuan membacanya juga lebih baik daripada seseorang yang memiliki kondisi SES-nya kurang baik. Berdasarkan hasil penelitian ini berkembang semacam kesepakatan bahwa SES adalah faktor dari luar diri seseorang yang berpengaruh terhadap proses belajar membaca dan juga terhadap kemampuan memahami bacaan. (Farr, Roger, 1969, Reading: What Can Be Measured?, Newark, Delaware: International Reading Association Research Fund).
6. Faktor Bahan Bacaan.
Bahan bacaan sebagai faktor yang berpengaruh terhadap proses pemahaman bacaan telah banyak dibuktikan dengan penelitian eksperimental. William Eller bersama Judith G. Wolf dkk. sebagai kelompok sarjana mengemukakan bahwa (1). Bahan yang disajikan secara dua arah (twesided presentation) lebih efektif pengaruhnya daripada satu arah (one-sided presentation). (2). Penyajian satu arah lebih efektif daripada yang dua arah sepanjang pembaca menyepakati sejak semula gagasan yang terdapat dalam bacaan. Selain itu dari penelitian Katz dan Lazarsteld (1955) menyimpulkan bahwa makin spesifik sifat sugesti isi bacaan bertautan dengan kepribadian pembaca, makin kuat pula pengaruh sugesti itu.
Mengenai bahasa bacaan, Ruddell (1965) lewat eksperimennya menemukan bahwa bahn bacaan yang struktur kalimatnya sama dengan unsur kalimat bahasa lisan yang dikuasai siswa jauh lebih mudah dipahami daripada sebaliknya. Wilcox (1964) menemukan bahwa siswa remaja lebih mudah memahami bacaan yang dilengkapi denagn skema atau tabel. Dan Space bersama Space (1969) menemukan bahwa bahasa bacaan dari pengarang yang sudah punya nama baik lebih mudah dipahami oleh pembaca yang telah mengenal baik pengarang itu.
Studi tentang keterbacaan (readability) yang menghasilkan bermacam-macam formula keterbacaan seperti yang dikemukakan oleh Dalechall, Lorge, Space, dll. adalah bukti nyata dari peranan pengaruh bahasa bacaan itu. Sejalan dengan tujuan studi ini, secara eksperimental, Tylor (1953,1956) mencobakan penggunaan “cloze procedure” sebagai cara baru untuk menentukan keterbacaan. Dengan “cleze procedure” secara langsung dapat ditentukan apakah sebuah bacaan dapat dipahami dengan baik atau tidak oleh orang yang membacanya. Dengan kata lain dibuktikan pula secara eksperimentatif bahwa bahasa bacaan berpengaru terhadap prose pemahaman bacaan (Sadtono, E., Test Bahasa, Malang : Proyek PMPT-IKIP Malang)
7. Faktor guru
Perilaku guru dalam membina anak didik dalam belajar membaca ternyat berpengaruh besar dalam perilaku membaca sswa. Termasuk dalam perilaku mengajar positif antara lain, (1)memahamai sudut pandang siswa, (2) memvariasikan situasi yang memotivasi siswa beljara, (3) mengajukan pertanyaan yang efektif kepada siswa, (4) menaajamkan pemahaman sisswa, dan (5) mencobakan gagasan baru dalam pelaksaan pengajaran membaca. Sementara jenis-jenis pengetahuan guru yang terbukti sifnifikan menurut hsil penelitian Goodson (1965), antara lain (1) pengetahuan tentang penguasaan kosakata, (2) pengetahuan tentang mekanisme membaca, (3) pengetahuan tentang selera baca siswa, (4) pengetahuan tentang membaca kritis, dan (5) pengetahuan tentang pemahama literal dan interpretatif.
Berdasarkan keseluruhan uraian di muka serta sejumlah hasil penelitian yang telah disajikan, dapat dirangkumkan sebuah kerangka teori membaca dengna pkok pikiran sebagai berikut.
- Membaca adalah proses yag sangat rumit dan unik pula sifatnya. Rumit karena banyak faktor yang yang bekerja dalam proses membaca serta unik karena relatif berbedanya proses membaca itu berlangsung ada setiap pembaca.
- Proses membaca berlangsung sebagai bentuk respon pembaca terhadap tuturan tertulis yang mestimulasinya.
- Bacaan sebagai stimulant, dalam wajh permukaanya berua paparean bahasa tulis yang terususn dari material bahasa, tertata dalam tatatuturan tertentu dan tertulis menurut tata penulisan yang berlaku.
- Respon aktif pembaca yang berupa proses membaca mencakup berbagai kegiatan mental yang secara keseluruhannya meeruakan kegiatan mengolah bacaan itu.
- Kelancaran dan keberhasilan pembaca dalam membaca dipengaruhi beberapa faktor baik dari dalam diri pembaca sendiri maupoun berasal dari luar.
sumber : http://www.mangaran.com/teori-tentang-membaca-dan-faktor-yang-mempengaruh-membaca/
0 komentar:
Posting Komentar